Candi Peninggalan Sejarah di Sumatera Utara
Sumber http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13716
Kepurbakalaan yang terdapat pada situs ini tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang Pane, Sirumambe, dan Sungai Barumun, terdiri dari setidaknya enambelas kompleks percandian atau dalam bahasa setempat lebih dikenal sebagai biaro atau biara yang merupakan adopsi dari kata dalam Bahasa Sansekerta, vihara yang berarti tempat belajar mengajar dan ibadah khususnya bagi penganut agama Buddha (Ing. monastery). Nama lain yang dikenal oleh masyarakat adalah Portibi, yang dalam bahasa setempat berarti dunia. Nama-nama biaro itu antara lain adalah: Sipamutung, Bara, Bahal (I,II, dan III), Sijoreng, Pulo, Sangkilon, Sitopayan, dan Sisoldop.
Berdasarkan sejumlah temuan yang didapatkan di situs ini, secara relatif biaro-biaro di Padang Lawas (Portibi) diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-11 M. Data yang dijadikan acuan terutama adalah tulisan-tulisan kuno pada prasasti-prasasti yang ditemukan di situs ini. Salah satu dari beberapa prasasti itu adalah prasasti Gunung Tua, merupakan prasasti tertua yang ditemukan di situs ini, ditulis dalam aksara Jawa Kuna dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, yang dipahatkan pada bagian belakang landasan sebuah patung yang diapit terbuat dari perunggu.
Saat ini sisa-sisa kejayaan kerajaan Panai itu masih dapat dilihat di situs Padang Lawas. Beberapa diantara biaro-biaro itu sudah dipugar seperti Biaro Bahal I dan Biaro Bahal II, Biaro Bahal III dan Biaro Sipamutung, sementara biaro-biaro lainnya karena kondisinya sudah teramat rusak mengakibatkan saat ini belum dapat dipugar.
Nama Candi yang terdapat di Padang Lawas:
1. Candi Bahal I
2. Candi Bahal II
3. Candi Bahal III
4. Candi Sitopayan
5. Candi Bara
6. Candi Pulo
7. Candi Sipamutung
8. Candi Tandihat I
9. Candi Tandihat II
10. Candi Sisangkilon
11. Candi Manggis
Pada daerah ini termasuk situs percandian yang sangat banyak memiliki sejarah khususnya percandian, untuk itu hendaklah kita lestarikan dengan baik, mengingat kondisi sebagian candi juga sudah sangat memprihatinkan dan beberapa candi sudah hamper hancur dan tidak ada upaya pemugaran ataupun penanggulangan. Dapat dipastikan jika kita tidak peduli dengan keadaan tersebut maka dalam waktu dekat ini semua cerita dan sejarah yang memiliki nilai penting terhadap daerah tersebut pada khususnya dan sejarah Indonesia pada umumnya akan hilang ditelan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar